Adiguna Sutowo penyandang gelar enam kali juara piala presiden sudah tiada


Adiguna Sutowo (alm).

SEANGP.com (Jakarta) – Adiguna Sutowo (62) yang pernah menyandang enam gelar juara navigator Piala Presiden dan tiga kali juara nasional di jenis speed rally, kini sudah tiada.

Ia meninggal dunia di RSPP Pertamina, Minggu pukul 04.04 WIB, setelah lama menderita sakit.

Adiguna, mertua artis tenar Dian Sastrowardoyo yang menikah dengan putra almarhum, Maulana Indraguna Sutowo, pada 18 Mei 2010, dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu siang.

Sebelumnya, jenazah disemayamkan di rumah duka di Jl Kamboja No 1 Menteng, Jakarta Pusat.

Media massa umumnya memberitakan kepergian Adiguna dengan berbagai kontroversi perjalanan hidupnya. Tapi almarhum pernah mengharumkan nama bangsa dan negara ketika berkecimpung di dunia otomotif  pada tahun 70-90an.

Ketika itu, Adiguna yang kerap mengikuti lomba karting di dalam dan luar negeri, juga aktif di jenis laga reli mobil, khususnya sebagai navigator, di saat perhelatan olahraga otomotif  sedang maraknya di Tanah Air dan pesertanya banyak berdatangan dari luar negeri.

Saat itu, ia mampu beberapa kali menyandang gelar juara navigator Piala Presiden,   bersama pereli kondang ketika itu, Beng Soeswanto.  Kejuaraan Reli Piala Presiden merupakan laga speed rally yang amat dikenal di manca negara, diikuti peserta dari berbagai negara.

Adiguna tampil sebagai juara pada 1977 di kejuaraan Darma Putra ASEAN Rally, kemudian IMI Pemuda Valvoline Rally 1982,  Humpuss Rally 1984,  Sony Rally 1986 dan Starco Rally of  Indonesia 1988 saat mendampingi Beng Soeswanto. Iapun juara pada 1983 ketika bertindak sebagai navigator pereli Aswin Nasution.

Adiguna yang pernah menjabat ketua umum IMI DKI 1994-1998, seangkatan dengan pebalap Hutomo MP, Ricardo Gelael dan Chandra Alim, pernah juga menyabet gelar juara nasional navigator speed rally pada 1086, 1088 dan 1989.

Saat menjabat ketua umum Pengda IMI DKI, Adiguna amat banyak membantu penyelenggaraan perlombaan otomotif, baik di tingkat lokal Jakarta mau pun di tingkat nasional.

“Cari aja dulu sponsornya. Bila nanti ada kekurangannya, lapor sama saya,” itu kata-kata Adiguna, bila panitia penyelenggara lomba mulai pusing kepala karena kekurangan dana.

Atlet unggulan

Pada 1970, ketika dunia karting mulai marak di Indonesia, di Jakarta berdiri klub Jakarta Karting Club pimpinan Herman Sarens Sudiro dan di antara pebalap muda sudah muncul nama Adiguna, bersama Chepot Hanniwiano, Dolly Indra Nasution, Ronald Boyoh, Sinyo Haryanto, Aswin Nasution dan lainnya.

Pada 1978-an, kejuaraan Indonesia Kart Prix amat tenar di Indonesia. Kejuaraan yang digelar tiap tahun ini, diikuti para pebalap asing seperti Howard Heath Mickey Allen, Dian Poon, Terry Fullerton, sedangkan unggulan dari Indonesia adalah Adiguna Sutowo, Chepot, Tony Sudarsono.

Kakak kandung Adiguna, Ponco Sutowo, memainkan peran besar dalam dunia otomotif 70-an, dengan membentuk tim Indonesia mengikuti reli di berbagai negara.

Selain membantu di bidang perlombaan, Ponco berhasil melepaskan Ikatan Motor Indonesia (IMI) dari masa skorsing yang dijatuhkan FIA akibat tidak aktif.

Nah, Minggu 18 April 2021, muncul berita, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Berita duka cita. Telah meninggal dunia pada  Minggu 18 April 2021 jam 04.04, Bapak Adiguna Sutowo Founder MRA Group, ayahanda dari Bapak Maulana Indraguna Sutowo (Direktur Utama MRA Group).”

Adiguna Sutowo masuk di jajaran pengusaha besar Indonesia. Darah bisnis mengalir dari sang ayah, Ibnu Sutowo, perwira militer berpangkat Letnan Jenderal yang juga kepala perusahaan minyak dan gas Pertamina (1957-1976). Ibnu Sutowo pernah menjabat sebagai Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi pada 1966 (sekarang Menteri ESDM).

Kendati pernah mengalami berbagai hal kontroversial dalam perjalanann hidupnya, Adiguna mampu melebarkan sayap sebagai pebisnis. Tidak hanya di bidang media, ia pun terjun ke bisnis farmasi, properti, otomotif, juga entertainment.

Adiguna Sutowo yang lahir pada 31 Mei 1958,  semasa muda, bersekolah di SMA 4 Gambir, Jakarta Pusat.  Ia melanjutkan kuliah ke University of Southern California dengan mengambil jurusan bisnis. Pada tahun 1981 ia kembali ke Indonesia dan merintis karirnya sebagai seorang pebisnis.

Ratusan orang ikut mengantar Adiguna Sutowo ke pemakamannya, termasuk anggota Keluaga Besar Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia (KB FKPPI), dimana Adiguna menjabat sebagai wakil ketuanya.

Adiguna sudah pergi bertepatan dengan hari keenam bulan Ramadan 1442 H, semoga ia diterima Allah SWT.

Selamat jalan Bapak Adiguna Sutowo.  (A.R. Loebis)

share :
Berita Dilihat Sebanyak 779 kali
Berita Lainnya

Foto
GT3 AM
27/01/2024
» 24H Dubai 2024
- Dubai Autodrome